Wednesday 6 December 2017

Hakikat Kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW

Assalamu'alaikum wr.wb.
Gimana nih kabar temen-teman, pada sehat semua kan? Oke langsung saja, kali ini saya akan berbagi ilmu mengenai hakikat kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad SAW. Silakan langsung disimak saja, semoga bermanfaat. Aamiin


Hakikat kecintaan terhadap Rasulullah SAW

Mencintai Nabi Muhammad SAW merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim yang jujur dalam keislamannya. Mencintai beliau merupakan bagian dari ibadah yang sangat mulia dan wujud kesempurnaan iman seseorang. Rasulullah SAW merupakan sosok panutan umat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Maka, amat sangatlah pantas, beliau SAW menjadi pemimpin para nabi dan rasul sebagaimana kita tau beliau SAW begitu gigih dan penuh dengan kesabaran dalam berdakwah menyebarkan agama Islam, agama yang diridloi Allah SWT. Adapun cara yang paling sederhana dalam menumbuhkan rasa kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad SAW ialah dengan membaca sejarah kehidupan beliau SAW.

Wahai pembaca yang budiman, ketahuilah bahwasanya mencintai Rasulullah SAW bukanlah pada sebatas pengakuan saja. Mencintai Rasulullah SAW merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT, maka kita wajib memberikan kecintaan kita kepada beliau SAW atas dasar ilmu dan amalan yang benar.

Untuk kasus semacam ini, realita umat Islam terbagi dalam beberapa kelompok:
Pertama, kelompok yang ghuluw yaitu mereka yang mencintai Rasulullah SAW melampaui batasan-batasan syariat. Mengagungkan dan mengangkat beliau hingga mencapai martabat ilahiyyah.
Kedua, kelompok yang mencintai Rasulullah SAW dengan mengada-adakan acara-acara perayaan dan peringatan-peringatan yang tidak dikenal dan tidak pernah diamalkan oleh para sahabat Rasulullah SAW dan para ulama salaf (selain hari raya Idul Fitri dan Idul Adhha).
Ketiga, kelompok yang mendasari kecintaan kepada Rasulullah SAW atas dasar ilmu dan amalan yang benar. Mereka itulah Ahlus Sunnah. Mereka benar-benar menjaga wasiat dan perintah Allah SWT.

Mencintai Rasulullah SAW berarti juga mencintai Allah SWT, karena sejatinya tidaklah Allah SWT menjadikan seseorang sebagai nabi ataupun rasul melainkan dari hamba-Nya yang sangat dicintai-Nya. Adapun tolok ukur kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya bukanlah pada semangat dengan memperbanyak amalan-amalan tanpa mwngikuti rambu-rambu syariat, tetapi terletak pada kesungguhan dalam mengikuti petunjuk beliau.

Wahai saudara-saudaraku, dengan demikian maka bisa ditarik inti dan kesimpulannya yaitu cara mencintai Rasulullah SAW yang paling mendekati benar dan tepat yaitu dengan ilmu dan amalan yang benar, berdasarkan dalil-dalil Al-Quran dan As-Sunnah serta penerapan (pemahaman) salaful ummah.

Sebagai penutup artkel kali ini, saya mengingatkan kembali kepada saudara-saudaraku dimanapun kalian berada. Perhatikanlah serta ingat nasihat yang amat berharga dari al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i yang intinya “Barangsiapa yang menganggap baik suatu amalan (berdasarkan logika, perasaan dan semangat tanpa dasar ilmu yang benar) sungguh ia  telah membuat syariat baru

Wallahu a'lam.......

No comments:

Post a Comment